Article Detail

Daur Ulang Wujud Simpati terhadap Lingkungan

Bukan berarti suatu benda yang telah kehilangan fungsi utamanya atau benda bekas, tidak dapat dimanfaatkan lagi. Sebagian penilaian negatif terhadap barang bekas dapat dikatakan salah. Barang-barang bekas yang ada di sekitar lingkungan dapat kembali diolah untuk menjadi benda yang berguna.
Senin (10/8), sepuluh siswa-siswi SMP Santo Yosef Lahat mengadakan kegiatan daur ulang kertas sebagai wujud peduli lingkungan. Pelaksanaan kegiatan bertempat di ruang perpustakaan sekolah. Dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti gunting, cutter, dan jarum, koran-koran bekas diolah menjadi kerajinan seni melipat kertas.
Mengapa media kertas yang dipilih untuk didaur ulang? Tentunya terdapat alasan tersendiri. Hingga saat ini, kertas masih memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam lingkungan sekolah. Maka dari itu, lingkungan tidak terlepas dari timbunan kertas bekas. Melalui kegiatan ini, siswa-siswi dilatih untuk mengolah barang kertas-kertas bekas tersebut.
Dimulai pukul 15.30 hingga 17.00 WIB, sepuluh siswa-siswi mengumpulkan kertas dan koran bekas. Kertas dan koran-koran tersebut dipotong-potong menjadi bagian kecil layaknya origami. Kertas yang telah dibentuk persegi tersebut, dirangkai dengan lipatan-lipatan hingga menjadi berbagai bentuk hasil kerajinan, seperti kotak pensil, tempat tisu, bingkai foto, dan lain sebagainya.
Seperti yang diungkapkan oleh pembina ektrakurikuler jurnalistik SMP Santo Yosef Lahat, Ibu Rini Wulandari. Daur ulang mempunyai manfaat yang baik untuk melatih siswa-siswi untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Siswa-siswi dapat meningkatkan kreativitas dan juga wawasannya terhadap lingkungan, terutama dalam hal pengolahan barang bekas.
Pengadaan kegiatan daur ulang kertas bekas menjadi sarana untuk melatih kesadaran siswa-siswi, bahwa benda bekas di sekitar dapat dimanfaatkan. Tidak semua barang-barang bekas yang telah kehilangan fungsi utamanya harus dibuang. Hal tersebut juga mengajarkan kepada siswa-siswi mengenai salah satu bentuk penyelamatan lingkungan dari timbunan sampah.
Menurut Barbara Larissa, siswi kelas IX mengatakan melalui kegiatan daur ulang tersebut, sampah yang ada di lingkungan dapat berkurang. Ia juga menuturkan, melalui kegiatan tersebut, ia dapat belajar mengenai cara mengolah barang bekas.
Tidak hanya pengetahuan yang didapat. Melalui kegiatan daur ulang, kreativitas siswa-siswi pun ditingkatkan. Yulita Aulia Sury siswi kelas IX juga menuturkan, “Melalui kegiatan daur ulang tersebut, saya dapat mengembangkan kreativitas saya. Saya dapat belajar membuat barang-barang bekas menjadi barang yang lebih berguna. Saya juga diajak berpikir untuk menciptakan berbagai kreasi.”
Membangun kesadaran akan pentingnya menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan sangat dibutuhkan. Sikap kepedulian terhadap lingkungan harus dikembangkan sejak dini untuk memupuk rasa cinta lingkungan. Peduli terhadap lingkungan, sama halnya peduli terhadap diri sendiri. Sebagai generasi penerus bangsa, sikap peduli terhadap lingkungan harus tertanam dalam diri kita.
“Dengan digalangkannya kegiatan daur ulang, diharapkan siswa-siswi dapat semakin peduli terhadap lingkungan. Semoga kegiatan daur ulang tersebut menyadarkan siswa-siswi yang selama ini tidak peduli akan barang bekas. Mudah-mudahan siswa-siswi dapat berpikir bahwa barang bekas itu dapat dimanfaatkan,” tandas Ibu Wulandari.**Tim Tara

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment