Article Detail

Memanfaatkan Sampah Organik sebagai Media Pembelajaran

Pohon-pohon palem hijau di halaman SMP St Yosef melambai diterpa angin. Buah-buah matoa memenuhi dahan-dahan pohon matoa. Buah-buah nangka menggelantung di batang dan dahan-dahan pohon nangka.
Tanaman-tanaman itu mendapatkan makanan dari hasil pengolahan sampah di SMP Santo Yosef sudah mulai digalakkan. Salah satu kegiatan pengolahan sampah yang dilakukan, yaitu pengolahan pupuk organik atau kompos. Pupuk kompos merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyuburkan tanaman. Kegiatan ini mengubah sampah organik menjadi pupuk yang berguna untuk lingkungan sekitar. Sebelum pengolahan sampah organik, murid-murid memisahkan sampah organik dari anorganik.
Salah seorang karyawan SMP Santo Yosef yang membantu proses pengolahan sampah menjadi pupuk kompos adalah Bapak Novianto. Beliau mengatakan, kegiatan pengolahan pupuk kompos ini dimulai sejak tahun 2010. Tempat pengolahan pupuk kompos ini berada di depan LAB IPA.
“Semua bahan untuk pembuatan pupuk kompos ini diambil dari lingkungan sekitar SMP Santo Yosef Lahat. Sampah organik yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk kompos tersebut meliputi rumput kering, efektif mikroorganisme, dan daun-daun kering,” tutur Bapak Novianto.
Ia mengatakan, beberapa bahan yang dimaksud, ada yang tidak alami, yaitu efektif mikro organisme yang harus dibeli di toko pertanian. Setelah semua bahan terkumpul, maka proses pengolahan pupuk kompos bisa dilaksanakan. Waktu yang dibutuhkan untuk pengolahan pupuk kompos sekitar 1,5 bulan. Setelah 1,5 bulan, pupuk itu bisa digunakan untuk memupuk tanaman.
“Kendala yang dihadapi dalam pembuatan pupuk kompos adalah kurangnya pemahaman dan pengetahuan tata cara pembuatan pupuk kompos,” kata Pak Novianto.
Tujuan dari pembuatan pupuk kompos ini bagi para siswa SMP Santo Yosef adalah para siswa mampu mengolah sampah yang berada di sekitar yang dapat dimanfaatkkan untuk kehidupan sehari-hari. Bisa membuat pupuk kompos dengan mengolah sampah organik merupakan kebanggaan tersendiri bagi siswa-siswi SMP Santo Yosef.
Bapak Novi berharap, dalam hal alat dan bahan dalam membuat pupuk kompos menjadi lebih baik lagi. Agar para siswa mampu belajar lebih giat dalam mengolah sampah yang ada menjadi pupuk organik atau kompos.**M.Nopryan Jaya Putra/Faris Azka

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment