Article Detail

Tim Jurnalistik SMP Santo Yosef Lahat Raih Medali Perunggu di Ajang LKJS 2014 Tingkat Nasional

Tim Jurnalistik SMP Santo Yosef di bawah naungan Yayasan Tarakanita Wilayah Lahat berhasil mengharumkan nama sekolah karena meraih medali perunggu pada Lomba Karya Jurnalistik Siswa (LKJS) SMP Tingkat Nasional 2014 yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, pada tanggal 19 s.d. 23 November 2014 di Hotel UNY, Jalan Kolombo Karangmalang Yogyakarta. Selain mendapatkan medali dan piagam penghargaan, tim jurnalistik juga mendapatkan uang pembinaan sebesar tiga juta. Prestasi tim jurnalistik SMP Santo Yosef Lahat ini turut membanggakan Propinsi Sumatera Selatan karena satu-satunya Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terpilih melalui proses seleksi tingkat nasional.
Karya jurnalistik yang dilombakan berupa pembuatan buletin dengan tema “Kegiatan Jurnalistik Menumbuhkembangkan Siswa yang Berkarakter.” Buletin sekolah yang diberi nama “Tara” mengantarkan tiga siswi: Laras Palupi (sebagai pemimpin redaksi), Annisah Oktaviani (sebagai pewawancara), dan Ade Azka Tharraghitha (sebagai desain buletin) sampai ke kota Yogyakarta, setelah melalui tahap seleksi dari panitia pusat untuk menentukan finalis yang akan diundang sebagai peserta LKJS tingkat nasional. ”Tidak menyangka, seperti mimpi bisa mengikuti lomba jurnalistik tingkat nasional,” ungkap Tharra siswi kelas IX mengungkapkan kegembiraannya.
Dari 358 karya yang masuk ke panitia pusat, ditetapkan hanya 50 naskah terbaik dari 25 propinsi di Indonesia sebagai finalis. Setiap sekolah yang naskahnya terpilih menugaskan tiga orang/tim dan satu orang guru pembimbing/tim. Satu siswa sebagai pemimpin redaksi, satu siswa sebagai pewawancara, dan satu siswa sebagai desain buletin. Total peserta yang mengikuti LKJS 150 siswa dan 50 guru pembimbing dari berbagai propinsi.
Penilaian lomba dilakukan melalui presentasi dan praktik kemas media untuk menentukan juara tingkat nasional. Di depan delapan dewan juri berasal dari para praktisi jurnalistik dan akademisi, ketiga siswi ini mempresentasikan buletin sekolah yang sudah dikirimkan ke panitia. Presentasi bersifat tertutup ini membuat perasaan mereka campur aduk, ”Awalnya deg-degan, takut tidak bisa menjawab pertanyaan juri,” ujar Laras siswi kelas IX menceritakan pengalamannya.
Menurut panitia penyelenggara, kota Yogyakarta dipilih sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ini karena mempertimbangkan beberapa alasan yaitu unggul di bidang pendidikan, bidang budaya, bidang pariwisata, industri kreatif, dan usia harapan hidup paling tinggi 75 tahun. Sebagai kota yang banyak menyimpan sejarah, panitia memberi kesempatan kepada seluruh peserta LKJS untuk mengunjungi Monjali (Monumen Yogya Kembali) dan melakukan kegiatan peliputan, layaknya seorang wartawan profesional. Para wartawan cilik ini sibuk dengan kegiatannya masing-masing mulai dari mencari berita, mewawancarai narasumber, sibuk membidik kamera untuk mencari objek yang akan disajikan dalam buletin terbaru mereka.
Setelah melakukan peliputan dan mencari informasi, para peserta dikarantina untuk mengolah data yang sudah mereka dapatkan dengan alokasi waktu yang diberikan mulai pukul 19.30 s.d. 00.00 WIB untuk mengemas sebuah media berupa buletin yang layak diterbitkan. ”Kami sangat senang mengikuti kegiatan ini meskipun waktu yang diberikan sangat terbatas, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk menyelesaikan media tepat waktu,” ungkap Annisah penuh semangat.
Pada acara penutupan LKJS 2014 Sabtu (22/11) diawali persembahan tari tradisional Yogyakarta yang dibawakan siswa siswi SMPN 1 Karangrejo Gunung Kidul. Setelah menyaksikan tarian tradisional tersebut, dilanjutkan dengan sambutan dan pengarahan dari Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Beliau menyampaikan kebanggaan yang terdalam atas kerja keras para peserta karena sudah sejak dini menanamkan dan menuangkan ide melalui keterampilan menulis yang mungkin tidak dimiliki anak-anak lain. Selain itu, dalam sambutannya beliau mengapresiasi para peserta akan kemampuannya di bidang IT. Mengingat perkembangan teknologi begitu pesat yang juga berdampak pada bidang jurnalistik. Mengakhiri sambutannya, Beliau berpesan kepada para guru untuk tidak bosan-bosannya melatih anak-anak menulis, melihat banyak kekurangan yang ada pada anak-anak kita sebagian besar dalam hal keterampilan menulis. Oleh sebab itu agar dapat menumbuhkan keterampilan menulis, guru juga harus mendorong anak-anak untuk rajin membaca. Dengan membaca akan menguasai perbedaharaan kata dan akan memperluas pola pikir agar mampu berpikir kritis mengingat dunia jurnalistik membutuhkan sesuatu yang inovatif.
Tibalah pada puncak acara yaitu pengumuman pemenang LKJS 2014 disampaikan. Di sela-sela ketegangan dicairkan dengan penampilan vocal group SMPN 5 Yogyakarta. Pada pengumuman itu beberapa nama buletin dibacakan ”kaget dan terharu ternyata buletin Tara disebutkan mendapatkan juara ke-3, di luar dugaan mengingat banyak saingan dari kota-kota lain yang lebih bagus,” ungkap ketiga siswi ini dengan kompak. Mereka menceritakan hasil perolehan yang sudah mereka dapatkan dan kebanggaannya bisa dibawa pulang medali perunggu sebagai hadiah atas perjuangan selama tiga hari.
Semua kerja keras dan usaha ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang telah memberikan motivasi sampai menghantarkan ketiga siswi SMP Santo Yosef mengikuti perlombaan tingkat nasional. Dengan demikian, para siswi sudah berhasil mewujudkan salah satu nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh Yayasan Tarakanita yaitu Creativity (c5). Dengan adanya kegiatan ini mampu memunculkan anak-anak generasi emas berkarakter yang berkorelasi dengan kurikulum 2013 dengan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, kedisiplinan, empati, kepercayaan diri, kreativitas, kejujuran, inovasi, dan intelektualitas.***Tim Tara (WLES)

Tim Jurnalistik SMP Santo Yosef Lahat Raih Medali Perak di Ajang LKJS 2015 Tingkat Nasional

Tim Jurnalistik SMP Santo Yosef di bawah naungan Yayasan Tarakanita Wilayah Lahat kembali berhasil mengharumkan nama sekolah dengan meraih medali perak pada Lomba Karya Jurnalistik Siswa (LKJS) SMP Tingkat Nasional 2015 yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, pada tanggal 5 s.d. 9 Oktober 2015 di Hotel Sunan, Jalan Ahmad Yani Solo. Selain mendapatkan medali perak dan piagam penghargaan, tim jurnalistik juga mendapatkan uang pembinaan sebesar duabelas juta rupiah. Prestasi tim jurnalistik SMP Santo Yosef Lahat ini seakan menjadi pembuktian kalau medali perunggu yang diraih SMP Santo Yosef dan Propinsi Sumatera Selatan pada lomba LKJS tahun lalu bukan karena sebuah keberuntungan. Tim jurnalistik SMP Santo Yosef terpilih kembali mewakili propinsi Sumatera Selatan dalam LKJS SMP tingkat nasional tahun ini dan mampu menyumbangkan medali perak dalam keikutsertaannya.
“Bangga atas prestasi yang telah diraih tim jurnalistik sehingga mengharumkan nama sekolah sampai tingkat nasional,” ungkap Paulus Wargito, S.Pd kepala SMP Santo Yosef Lahat. Jurnalistik menjadi salah satu ekstrakurikuler unggulan di SMP Santo Yosef Lahat. “Dengan adanya ekstrakurikuler jurnalistik dapat menjadi media penyaluran bakat bagi para siswa/i serta tempat menuangkan karya-karya siswa/i,” ungkap Ibu Rini Wulandari, S.Pd dan Ibu Emilia Suryani, S.Pd sebagai guru pembimbing.
Pada lomba karya jurnalistik siswa tahun kedua ini panitia mengangkat tema “Kegiatan Jurnalistik Sebagai Upaya Mempercepat Pengembangan Karakter Siswa.” Dengan tema ini diharapkan kegiatan jurnalistik dikembangkan di sekolah-sekolah, dimulai dengan mengajak siswa/i banyak menulis dan membaca serta sekolah mampu menerbitkan surat kabar sendiri. Tujuan akhirnya siswa/i dapat berprilaku kritis sesuai pendidikan karakter yang lagi digaungkan dalam upaya pembangunan sumber daya manusia.
Dari 203 karya yang masuk ke panitia pusat, ditetapkan hanya 39 naskah terbaik dari 28 propinsi di Indonesia sebagai finalis. Tetapi hanya 38 naskah dan 27 propinsi yang dapat ikut LKJS tahun ini karena tim jurnalistik dari Propinsi Irian Jaya tidak dapat hadir dikarenakan kesulitan transportasi. Setiap sekolah yang naskahnya terpilih menugaskan tiga orang/tim dan satu orang guru pembimbing/tim. Satu siswa sebagai pemimpin redaksi, satu siswa sebagai pewawancara, dan satu siswa sebagai desain buletin. Buletin SMP Santo Yosef Lahat yang diberi nama “Tara” diwakilkan tiga siswa/i: Rizky Anggian Matondang (sebagai pemimpin redaksi), Faris Azka (sebagai desain buletin), dan Yolanda Dwi Marchella (sebagai pewawancara). Dalam Total peserta yang mengikuti LKJS 2015 adalah 114 siswa dan 38 guru pembimbing dari berbagai propinsi.
Penilaian lomba dilakukan melalui 40% presentasi dan 60% praktik kemas media untuk menentukan juara tingkat nasional. Di depan para dewan juri berasal dari para praktisi jurnalistik dan akademisi, ketiga siswi ini mempresentasikan buletin sekolah yang sudah dikirimkan ke panitia. Presentasi bersifat tertutup ini membuat perasaan mereka campur aduk, ”Awalnya deg-degan, takut tidak bisa menjawab pertanyaan juri,” ujar Rizky siswa kelas VIII menceritakan pengalamannya.
Menurut panitia penyelenggara, kota Solo dipilih sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ini karena mempertimbangkan beberapa alasan yaitu unggul di bidang seni budaya, kuliner, bidang pariwisata dan industri kreatif. Sebagai kota yang banyak menyimpan sejarah, panitia memberi kesempatan kepada seluruh peserta LKJS untuk mengunjungi kampong laweyan, bekonang, monumen pers dan melakukan kegiatan peliputan, layaknya seorang wartawan profesional. Para wartawan cilik ini sibuk dengan kegiatannya masing-masing mulai dari mencari berita, ada yang mewawancarai narasumber, ada yang menulis berita dan sibuk membidik kamera untuk mencari objek yang akan disajikan dalam buletin terbaru mereka.
Setelah melakukan peliputan dan mencari informasi, para peserta dikarantina untuk mengolah data yang sudah mereka dapatkan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan panitia untuk mengemas sebuah media berupa buletin yang layak diterbitkan. ”Kami sangat senang mengikuti kegiatan ini meskipun waktu yang diberikan sangat terbatas, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk menyelesaikan media tepat waktu,” ungkap Faris penuh semangat.
Pada acara penutupan LKJS 2015 Kamis (08/10) diawali persembahan tari tradisional Solo yang dibawakan siswa/i gabungan beberapa SMP Negeri di Surakarta. Setelah menyaksikan tarian tradisional tersebut, dilanjutkan dengan sambutan dan pengarahan dari Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Beliau menyampaikan kebanggaan yang terdalam atas kerja keras para peserta karena sudah sejak dini menanamkan dan menuangkan ide melalui keterampilan menulis yang mungkin tidak dimiliki anak-anak lain. “Anak-anak di abad 21 harus memiliki critical thinking, communication skills, collaboration dan kreatif. Mau mengikuti perkembangan, itulah ciri-ciri orang sukses,” tutur Dr. Supriyono, M.Pd selaku dirjen pembinaan SMP dalam sambutannya.
Selain itu, dalam sambutannya beliau mengapresiasi para peserta akan kemampuannya di bidang IT. Mengingat perkembangan teknologi begitu pesat yang juga berdampak pada bidang jurnalistik. Mengakhiri sambutannya, Beliau berpesan kepada para guru untuk tidak bosan-bosannya melatih anak-anak menulis, melihat banyak kekurangan yang ada pada anak-anak kita sebagian besar dalam hal keterampilan menulis. Oleh sebab itu agar dapat menumbuhkan keterampilan menulis, guru juga harus mendorong anak-anak untuk rajin membaca. Dengan membaca akan menguasai perbedaharaan kata dan akan memperluas pola pikir agar mampu berpikir kritis mengingat dunia jurnalistik membutuhkan sesuatu yang inovatif.
”Senang dan terharu buletin Tara berprestasi kembali sebagai juara II, di luar dugaan buletin Tara juga sebagai berita terbaik, sungguh-sungguh tidak menyangka,” ungkap Rizky sebagai pemimpin redaksi. Mereka menceritakan hasil perolehan yang sudah mereka dapatkan dan kebanggaannya bisa dibawa pulang medali perak sebagai hadiah atas perjuangan selama tiga hari.
Semua kerja keras dan usaha ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang telah memberikan motivasi sampai menghantarkan ketiga siswi SMP Santo Yosef mengikuti perlombaan tingkat nasional. Dengan demikian, para siswi sudah berhasil mewujudkan salah satu nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh Yayasan Tarakanita yaitu Creativity (c5). Dengan adanya kegiatan ini mampu memunculkan anak-anak generasi emas berkarakter yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, kedisiplinan, empati, kepercayaan diri, kreativitas, kejujuran, inovasi, dan intelektualitas.***

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment